Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Minggu, 19 Juli 2009

Tentang Isra' Mi'raj

Ketika saya buka - buka internet, saya menemukan artikel tentang Isra' Mi'raj. Namun saya merasakan apa yang di tuliskan disana "Isra Miraj Momentum Benahi Shalat", Yupz saya sendiri merasa bahwa apa yang saya lakukan untuk hari - hari yang lalu hanyalah sebuah anggapan yang kurang serius buat ke Imanan saya.

Isra' Mi'raj yang seharusnya saya jadikan sebuah moment untuk bebenah dalam shalat agar lebih bermanfaat, sehingga dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. shalat yang baik adalah shalat yang fungsional. Shalat fungsional adalah shalat yang ketika dilakukan mampu mengubah seseorang menjadi lebih bermakna dalam kehidupan pribadi dan sosial. Ketika ditanya bagaimana seseorang dapat menjalankan shalat secara fungsional, ia mengatakan hal itu dapat diawali dengan sering bangun pada sepertiga malam untuk menunaikan shalat malam.
Di saat sepertiga malam itulah, shalat yang dijalankan dapat menguatkan hati kita. Selain bangun di sepertiga malam shalat berjamaah juga perlu digiatkan, shalat berjamaah merupakan cerminan kebersamaan.

jika seseorang mempunyai spiritualitas bagus, shalat yang dijalankan akan berdampak terhadap perbuatannya. Spiritualitas yang bagus itu sendiri dibangun dengan nilai-nilai shalat yang benar sesuai syariat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Shalat mempengaruhi kita untuk berbuat baik dengan saudara, tetangga, teman, dan kerabat sehingga pada akhirnya nanti akan berdampak mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar.

Inilah artikel yang membuat saya akan merenungkan apa yang pernah saya lakukan. Hikmah itu datangnya dari mana saja.

Rabu, 01 Juli 2009

Hati yang Baik

Siapa yang tidak ingin memiliki hati yang baik? Orang yang memiliki hati yang baik akan disukai oleh masyarakat di sekitarnya. Ia akan menjadi buah bibir manusia lain. Selain itu, orang yang memiliki hati yang baik akan selalu mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Salah satu contoh teladan yang patut kita jadikan panutan adalah kisah seorang tukang sepatu, yang kami himpun berikut ini:

Suatu hari pada musim haji, Abdullah bin Mubarak yang sedang melaksanakan ibadah haji tertidur di Masjidil Haram. Dalam tidurnya beliau bermimpi bertemu dengan seorang malaikat yang memberitahunya bahwa ibadah haji umat Islam tahun itu diterima Allah hanya karena kebaikan seorang tukang sepatu.
Mubarak terbangun. Beliau penasaran dengan tukang sepatu yang diceritakan malaikat dalam mimpinya itu. Apa gerangan yang dilakukan tukang sepatu itu sehingga menyebabkan ibadah haji seluruh umat Islam tahun itu diterima Allah?
Beliau lalu mencari tahu siapa gerangan tukang sepatu itu dan dimana tempatnya. Akhirnya beliau berhasil menemui tukang sepatu dan bertanya tenang amalan yang dilakukannya sehingga mengantarkan diterimanya ibadah haji seluruh umat Islam. Tukang sepatu itu pun menceritakan bahwa dia dan istrinya telah berencana untuk menunaikan ibadah haji.Setiap hari ia menabung dan mengumpulkan uang untuk biaya naik haji dari jasa membuat dan memperbaiki sepatu.
Setelah 30 tahun, akhirnya jumlah tabungannya cukup untuk membiayai perjalanan hajinya bersama istri ke Tanah Suci. Namun rupanya Allah SWT berkehendak lain.

Suatu hari isterinya mencium bau harum masakan dari tetangganya. Karena penasaran, istri tukang sepatu itu memberanikan diri menghampiri tetangga dengan maksud ingin meminta sedikit masakan sekedar untuk mencicipinya .

"Wahai tetangga yang baik, hari ini saya mencium harumnya masakanmu, bolehkah saya mencicipi barang sedikit?" pinta istri tukang sepatu itu kepada tetangganya.
"Maafkan saya Tuan puteri yang baik, masakan ini tidak halal bagimu", jawab tetangga.

"Mengapa tidak halal?" tanya istri tukang sepatu itu dengan penasaran.

"Daging yang kami masak adalah bangkai yang kami temukan di jalan. Kami tidak tega melihat anak-anak kami kelaparan. Kami sudah banting tulang mencari makanan yang lebih baik, tapi kami tidak menemukannya. Hanya bangkai ini yang kami temukan, lalu kami masak biar anak-anak dan keluarga kami tidak semakin menderita"

Mendengar cerita itu, istri tukang sepatu itu sepontan pulang dan menceritakannya kepada suaminya. Si tukang sepatu tanpa banyak bicara segera membuka tabungan haji yang dikumpulkannya selama 30 tahun dan dibawanya ke rumah tetangga. "Wahai tetangga yang baik, ambillah semua uang ini untuk keperluan makan kamu dan keluargamu. Ini lah haji kami", kata tukang sepatu itu.

Perbuatan mulia tukang sepatu itulah yang membuat Allah SWT menerima amalan ibadah haji yang dilaksanakan seluruh jamaah haji tahun itu.


Kisah di atas, menceritakan betapa hati yang mulia dan baik selalu mendapatkan tempat yang mulia di mata Allah SWT. Hati yang baik mengantarkan kepada pemiliknya kepada perbuatan yang baik dan terpuji. Hati yang baik mendatangkan pahala dan karunia Allah tidak hanya untuk si pemiliknya, namun juga untuk seluruh umat manusia.

Benarlah sabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah, kalau itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh".

Hati yang baik bukanlah sekedar karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja, namun hati yang baik juga bisa didapatkan dengan latihan dan pendidikan. Salah satu cara untuk mendapatkan hati yang baik adalah dengan senantiasa membuka komunikasi hati dan Allah SWT.

Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Baik, maka siapapun yang selalu berkomunikasi kepada-Nya akan mendapatkan pancaran kebaikan. Semoga kita diberi karunia hati yang baik.

AMIN….

sumber syahadat.com: