Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Jumat, 30 April 2010

Sebuah "KONSEP"

Manusia pada dasarnya adalah dari satu unsur, dari ciptaan yang maha hebat. Maka lahirlah. Kelahiran manusia dibekali indra penglihatan dan pendengaran. Apakah sampai disini saja?, belum, setelah menginjak masa dewasa kita diberikan satu kemampuan untuk menerima Ilmu dari sang pencipta.

Pada kenyataanya banyak diantara kita tidak memahami kemampuan yang diberikan oleh penciptanya sendiri. Mengeluh, menyerah dan bahkan ada yang meminta lebih baik tidak dilahirkan dari pada lahir dalam keadaan seperti ini!

Karena itulah manusia hanya lebih mengenal lingkungannya, lebih mencintai apa yang ada dihadapannya, membenci orang yang tidak dekat dengannya, pandangan seperti inilah yang sering kita jumpai. Coba kalau semua orang yang ada di muka bumi ini seperti itu, pertanyaanya adalah “Apakah sekarang kita ada atau apakah mereka menganggap kita ada?”.

Manusia diciptakan sebaik-baiknya ciptaan, haruslah kita mensyukuri hal ini. Untung saja kita tidak dilahirkan jadi seekor katak misalnya!!, Hanya saja apakah kita patut menentang sang pencipta, menentang pencipta teragung, DIA-lah Allah. Dia mencipta langit dan bintang kemintang, DIA mencipta bumi beserta isinya, dan DIA-pulalah yang mencipta manusia dari sebaik-baiknya ciptaan.

Bagaimana kita mensyukuri hal ini, kita diberikan kemampuan oleh Allah yaitu menanggapi dan hidup patuh, yaitu berkorban se-ihsan-ihsannya bagi diri pribadi sendiri.


Kita juga kadang pernah merasakan hal-hal seperti senang (bahkan lebih senang/hanya ingin kelihatan senang), ingin menampilkan yang terbaik untuk orang-orang yang ada disekitar kita/ kebanyakan dari kita (manusia) adalah ingin tampil lebih baik, konsekwansinya adalah “banyak orang yang ngga akan suka dengan prilaku kita sebagai manusia yang ingin tampil beda” . Dalam Surat Ali-Imran :185 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.

Jadikanlah diri kita sebagai contoh atau tauladan yang baik untuk mereka, mereka yang suka menyenangi sesuatu yang dilarang oleh Allah, sesuatu yang membawa kita kedalam api neraka.

Kita adalah manusia, diciptakan, kemudian atas izin-NYA kita dilahirkan. Lahir dari seorang ibu pilihan, sperma, sel telur pilihan dan jadilah kita pemenang. Pernahkah sadar ucapan adalah mata pedang yang sangat menyakitkan.

Satu kisah, Ayu sedang asyik bercanda dengan teman sekosannya, walaupun Ayu dan temannya itu saling mengejek tapi toh ngga ada masalah, mungkin karena hal itu sudah biasa. Beda ceritanya ketika Ayu bercanda kemudian ada yang mengomentari kelakuan Ayu yang menyakitkan buat Ayu, jelaslah Ayu tidak merasa senang dengan “omongan” orang tersebut, hal-hal seperti ini yang sebaiknya kita tempatkan seperti apa, dan bagaimana cara menyajikan omongan yang baik dan tepat. Demokrasi yang saya pahami adalah demokrasi gembala domba, Demokrasi haruslah dibarengi dengan konsep Ilmu yang benar-benar objektif yaitu Al-Qur’an. Satu demokrasi dalam kampus misalkan, menurut saya adalah demokrasi gembala domba, karena demokrasi tersebut hanya bisa dan hanya menyajikan kenyamanan bagi
orang-orang tertentu. Dalam arti dialah yang memiliki pengaruh dilingkungannya, seolah-olah dialah yang patut dibenarkan keadaannya baik secara moral ataupun yang lainnya. Sekali lagi disini patut dipertanyakan kemampuan penguasaan Ilmu dalam rangka pengembangan kedewasaan seseorang.

Subjektifisme yang melahirkan orang-orang yang dengan kemampuan intelek melebihi kemampuan seseorang pada umumnya, tapi dibawa Studi Qur’an susah, ini adalah orang-orang yahudi. Siapa yang mau dikatakan Yahudi?, kita pasti tahu bahwa, Yahudi, sekarang bukan lagi sekelompok orang bule, ataupun orang keterunan Israel atau Amerika dan Eropa, melainkan sikap sesorang yang sudah menyimpang dari ketentuan adat istiadat qur’an dialah Yahudi.

Manusia diciptakan bukan untuk berbuat sesuka hatinya, karena ada aturan-aturan yang akan mengikatnya. Karena pada dasarnya manusia ini lemah, bahkan sangat lemah. Banyaknya cobaan membuat manusia harus menangis dan menderita berkepanjangan. Disini manusia membutuhkan satu kekuatan yang mampu mematahkan segala halangan tersebut, kembali keajaran Allah. Hanya Islam yang membuat manusia mampu bertahan pada kondisi ciptaanya. Yang mengerti penataan hidup, dan membuat manusia menjadi dirinya sendiri. Hidup dengan
totalitas dan gaya manusia yang beraneka ragam membuat sebagian lainnya merasa iri dan iba, ada kalanya manusia takut kehilangan, tak menentunya arah dan sangat merasa sendirian ketika tak adalagi tangan yang menyambut kekuatannya.

Ciptaan dan maha karya yang sungguh luar biasa, membuat sebagian dari kita melupakan siapa penciptanya. Kelebihan yang kita miliki harus disyukuri dengan selalu mematuhi ajaran dan bimbingan-NYA.

Allah maha mendengar dan mengasihi, ketika manusia lalai DIA tidak memberikannya suatu peringatan apapun, kenapa kita tidak menghiraukan diri kita sendiri ketika kita merasa jauh dari ajaran-Nya. Itulah kasih pencipta terhadap makhluknya. Tidak pernah membenci kita walaupun banyak sudah yang kita perbuat jauh dari ajaran-Nya.

Senin, 19 April 2010

Waspadai Lima Bala Di Tengah Masyarakat

alam sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meminta kaum Muhajirin agar mewaspadai munculnya lima bala atau bencana yang disebabkan oleh lima dosa. Agar pemahaman kita utuh marilah kita perhatikan kelengkapan hadits tersebut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ

صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ

إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِأَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ

فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَاإِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ

الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْالَّذِينَ مَضَوْا

وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ

وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ

وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ

إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا

وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ

عَلَيْهِمْ عَدُوًّامِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ

وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا

مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ

Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: "Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya; (1)Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka. (2)Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim. (3)Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan. (4)Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya. Dan (5)tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka." (HR Ibnu Majah 4009)


Saudaraku, sungguh jika kita perhatikan hadits ini lalu direfleksikan kepada kondisi negeri dimana kita hidup dewasa ini –bahkan kondisi dunia secara umum- maka nyata benar bahwa kelima-limanya sudah menjadi kenyataan pada zaman penuh fitnah dewasa ini..! Silahkan kita perhatikan satu per satu peringatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas:

Pertama, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta kita mewaspadai tersebarnya faakhisyah (kekejian) secara terang-terangan di tengah masyarakat. Bila kekejian telah menyebar di tengah masyarakat, maka berbagai penyakit Tha’un (menular) beserta kelaparan akan menggejala di tengah kaum tersebut yang tidak pernah terjadi pada para pendahulu mereka.


Sejujurnya, inilah yang sekarang berlaku. Karena banyaknya bentuk kekejian secara terang-terangan yang muncul di tengah kita, maka kitapun menyaksikan banyaknya orang yang terjangkit penyakit menular serta kelaparan. Berbagai tayangan dan pemberitaan di televisi menyiarkan banyaknya dan bervariasinya kekejian yang dilakoni manusia modern. Setiap hari kita disajikan berbagai isyu dan gosip mengenai perselingkuhan, perselisihan dan perceraian para selebritis bahkan tokoh masyarakat. Malah belakangan ini kita sering mendengar banyakanya kasus bayi yang kelahirannya tidak diharapkan, sehingga sang ibu dengan teganya meninggalkan si bayi di sembarang tempat. Mengapa bayi itu ”dibuang”? Karena sang ibu tidak mau menanggung malu sebab bayi tadi merupakan hasil hubungan di luar pernikahan (baca: perzinaan). Oleh karenanya, Al-Qur’an tidak saja mengharamkan orang-orang beriman untuk berzina, bahkan mendekati perbuatan zina saja sudah dilarang...!


وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Israa ayat 32)


Bahkan kita juga disajikan kekejian di tengah masyarakat berupa terang-terangannya manusia menjalin hubungan sexual sejenis (kelamin), baik itu lelaki dengan sesamanya (gay alias homosexuality) maupun wanita dengan sesamanya (lesbianisme). Malah di sebagian negara bagian Amerika Serikat sudah ada undang-undang yang meresmikan pernikahan sesama jenis kelamin. Padahal Al-Qur’an dengan jelas dan tegas mengharamkan perilaku keji ini:



وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ أَئِنَّكُمْ

لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fakhisyah itu sedang kamu melihat (nya)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)".(QS An-Naml ayat 54-55)


Jika demikian keadaannya, masihkah kita perlu heran mengapa terdapat berbagai penyakit menular di tengah masyarakat negeri ini, malah masyarakat dunia secara umum? Sehingga kita dengar dimana-mana manusia ketakutan dengan penyakit menular seperti demam berdarah dan lain sebagainya. Bahkan dunia dikejutkan dengan munculnya berbagai penyakit menular baru yang tidak pernah terjadi pada para pendahulu seperti misalnya flu burung dan flu babi. Begitu pula, masihkah kita mesti kebingungan mengapa kelaparan merebak di negeri ini bahkan di seluruh dunia, padahal majalah Forbes baru saja melansir daftar 1000 orang terkaya di dunia yang mana salah seorang di antara mereka aset kekayaannya ada yang mencapai sepertiga kekayaan negara Indonesia, yaitu lebih dari 50 milyar dollar Amerika...?

Sumber dari Era Muslim