Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Senin, 14 April 2008

Sebuah Do'a

Ketika malaikat menyadarkan aku dari setiap kesibukan yang memilukan, karena tak ada waktu yang di buat manusia untuk menjalankan setiap keharusan kita. Disela keringat yang mulai meresap dalam sela - sela baju, ku tepis itu dari kening ku.
Aku tau makna shalat untuk gerak kehidupanku, karena aku sudah lama dibesarkan dalam kehidupan dan ruh seorang muslim yang mengedepankan akidah islamiah. Namun apa daya ketika semua ini dihadapkan ke dalam masalah yang terbelit dan maelilit. Kita semua sadar dan memahami semua ini, karena kita seorang muslim maka saya harus berpegang tegus pada amanat orang tua yang diwaris kan secara turun temurun untuk hidup dengan apa yang dipahamai.
"Jangan sampai kita melangkah kearah yang kita tidak ketahui, karena akan mencelakakan kita saja", segala sesuatu harus di barengi dengan ILMU-nya, kalau tidak ada ILMU-nya berarti kita bergearak dengan subjektif kita sendiri.
Itulah maksudnya kenapa jika kita ingin berdo'a itu harus khusyu, maka benar jika do'a seorang muslim itu berbeda dengan do'a yang lainnya. Do'a kita dalam shalat, do'a yang paling tinggi nilainya. Saya ingin sekali memahami shalat sebagai satu keharusan karena memiliki kekuatan rohani yang besar.
Dari pada itu lah saya takut untuk meninggalkan shalat, tidak ada kehebatan disiang hari jika saya meninggalkan shalat.

Rabu, 09 April 2008

Sehat Ala Rasulullah SAW dari http://addiin.wordpress.com/2008/03/12/sehat-ala-rasulullah-saw

Cara Rasulullah menjaga kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:

Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan : ”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Ketiga, makan dengan tenang, tuma’ninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Apa hikmahnya ? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.

Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30 -120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.

Cara tidurnya pun sarat makna, Subhanallah. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.

Kelima, istiqamah melakukan shaum sunnah, di luar shaum Ramadhan. Karena itu, kita mengenal beberpa shaum sunnah yang beliau anjurkan, seperti Senin & Kamis, Ayyaumul Bith (puasa tiga hari tengah bulan hijriyah, tanggal 13,14,15), shaum Nabi Daud A.S, shaum enam hari di bulan Syawwal, dsb. Shaum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Shaum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Shaum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.

Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yang layak kita teladani. Dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, Dr Ja’far Khadem Yamani mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Di antaranya cara bersuci, cara ”memanjakan” mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.

Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej (mengelola) hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Maha Tinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.

Jumat, 04 April 2008

Ke Islamanku

Islam ku bukan dari keinginan Orang tuaku, Aku hanya ingin Islam saja.
Hanya ingin saja mendalami ke hidupanku ini, karena aku merasa diriku bukan di lhirkan seperti biasanya, aku ada yang meniptakan. bukan dari kejadian seacara sponta tapi hasil rancangan.

dari itu di blog ini, saya ingin mengumpulkan literatur tentang ISlam, untuk menambah Pengetahuan dan batasan akhir dari ke-Islamanku.