Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Minggu, 20 Maret 2011

NABI MUHAMMAD DALAM KITAB ORANG HINDU

Saya sempet baca ini tulisan mungkin hanya untuk share aja ya, saya bacanya di situs dikutip.com dan mengkopi ulang sesuai dengan yang tertera disitus tersebut, semoga bermanfaat, Kalau pembicaraan-pembicaraan sebelumnya, hanya tersimpul dalam Taurat Musa, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka khusus mengenai Muhammad saw, kami buka juga buku-buku suci yang lainnya pula, seperti kitab Weda.


Kitab suci ummat Hindu yang usianya sudah 2.500 tahun lamanya, sejak lahirnya Sang Sidharta Gautama (623 - 543 SM), bahkan mungkin lebih lama lagi. (Hindu usianya lebih tua daripada Budha, sedangkan Sidharta Gautama adalah pembawa agama Budha). 

Didalam kitab Weda konon ada tertulis: "Hai sekalian manusia, dengarkanlah berita penting ini. Nanti aku bangunkan seorang laki laki yang terpuji diantara manusia." Laki-laki terpuji dalam bahasa Arab disebutkan "Muhammad."

Meskipun tafsiran ini mungkin benar, tetapi saya kira belum ada kekuatan sama sekali, sebab dalam masa 2.500 tahun itu telah banyak bermunculan laki-laki terpuji dan orang-orang gagah seperti Selon, Zarahudza, Socrates, Aristoteles, Iskandar Zulkarnain, Yesus, Darius yang Agung, Napoleon, Hitler (hitler? .....wkwkwkwkwkkw) dan masih seribu nama lagi barangkali.

Untuk mengetahui , "laki-laki terpuji yang mana yang dimaksudkan," maka baiklah kini kita baca dalam kitab Beha Pesiyaporana (kitab Hindu) yang bunyinya:
"Pada masa itu datanglah seorang laki-laki dari tanah Arab namanya Akhmad bergelarkan Muhammad, dan dia akan mendapatkan penolong-penolong. Hai orang-orang Arab, hai tuan-tuan seluruh alam ini, kepada engkaulah taqdis (penghormatan)Ku yang suci. Hai orang-orang yang mengadakan beberapa jalan yang banyak untuk membinasakan sekalian syaithan, dan dunia ini, kepada engkaulah taqdisKu."

Suatu keterangan berharga, yang sayangnya tetap tersembunyi, sebab adanya peraturan kasta-kasta, dimana yang berhak membaca Weda hanyalah kaum Brahmana saja, sedangkan bagi orang diluar Brahmana, sangat tabu, apalagi bagi kasta Paria dan Sudra, bila saja membaca Weda atau mendengarkan ayat-ayatnya sekalipun, dapatlah ia dihukum mati.

Petinggi petinggi itu tentu kuatir, kalau-kalau kasta lainnya diperbolehkan membaca Weda, akan jatuhlah martabat dirinya, bahkan mungkin akan terbuka pula beberapa ajaran-ajarannya yang salah, sama seperti juga mengapa ummat Katolik sampai, dewasa ini belum "mempunyai Injil-injil yang lengkap," selain daripada hanya katekesmus dan Jubilate belaka.

Tidak ada komentar: