Sebuah catatan perjalanan hidup tentang keadilan, kecerobohan, diskriminasi dan semua curahan hati
Sabtu, 25 Oktober 2008
Cara Membaca Surat Al fatihah
"Dari Umi Salamah, sesungguhnya ia telah ditanya tentang bacaan Rasulullah SAW, maka ia menjawab : Adalah Nabi memutuskan bacaannya satu ayat satu ayat, Bismillaahi ar-Rahmaani ar-Rahiimi (berhenti), kemudian Al-hamdu Lillaahi Rabbi al-Aalamin."
Dua hadits tersebut menyatakan bahwa Nabi Muhammad membaca al-Faatihah dengan santai, satu ayat satu ayat. Maksudnya berhenti disetiap akhir ayat, tidak di washalkan, langsung seperti yang biasa dilakukan orang banyak dalam mengimami shalat tarawih.
Ditambah pula ada hadits yang menyatakan, dimana seseorang jika membaca sampai diakhir ayat, Allah langsung menjawab-Nya.
"Allah berfirman (dalam hadits qudsi) : Kami membagi shalat (al-faatihah) antara Kami dan antara hamba-KU menjadi dua bagian. Dan untuk hamaku apa yang ia minta. Jika seorang hamba mengucapkan ; Al Hamdu Lillaahi Rabbi al-Aalamiina, Allah menjawab : Hambaku telah memuji-Ku. Jika seorang hamba mengucapkan ; ar-Rahmaani ar-Rahiimi, Allah menjawab : Hamba-Ku telah menyanjungku. Jika seorang hamba mengucapkan ; Maaliki Yaumi ad-Dini, Allah menjawab : Hamba-Ku telah mengagungkankau atau Allah menjawab : Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku. Jika seorang hamba mengucapkan ; Iyyaaka Na'budu wa iyyaaka Nastaiinu, Allah menjawab : Ini antara aku dan hamba-Ku dan hamba-Ku apa yang ia minta. Dan jika seorang hamba mengucapkan ;Ihdinaa ash-Shiraatha al-Mustaqiima, shiraatha Alladziina Am aamta 'Alaihim Ghairi al-Maghdhubi 'Alaihim Walaa adh-Dhaliina, Allah menjawab : Ini permohonan hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta." (H.R Muslim)
Hadits diatas memberikan pesan dan kesan, bahwa Allah langsung berdialog dengan hamba-Nya yang sedang shalat, Allah langsung menjawab di akhir setiap ayat.
Dengan demikian bagaimana mungkin Allah menjawab hamba-Nya jika bacaan Al-fatihah-nya sekaligus ditamatkan dan tidak berhenti diakhir setiap ayat.
Senin, 14 Juli 2008
Surat Nabi Untuk Heraklius
Hasan Al Qasyim adalah seorang warga Yaman yang memiliki manuskripsi asli surat Nabi Muhammad untuk Heraklius.
Beberapa ahli manuskrip dari Jerman juga mengakui bahwa manuskrip itu asli, dan mustahil untuk dipalsukan, karena manuskrip itu berumur ribuan tahun.
Dibandrol?
Hasan Al Qasyim enggan melepaskan manuskrip dengan harga di bawah 150 juta riyal Qatar atau sekitar 41 juta dolar, setara dengan Rp 377 milyar walau beberapa pembeli dari Qatar dan Yordan hendak membelinya.
“Instansi Islam yang konsentrasi dalam bidang menuskrip mampu untuk membeli dan menjaganya”. Lanjutnya, “Akan tetapi jika negoisasi dengan pihak Muslim tidak berhasil, maka saya terpaksa menawarkannya di pelelangan manuskrip dan benda-benda bersejarah di London.”
Isinya?
si surat tersebut sama dengan naskah surat yang disebutkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim. Yang intinya, menyeru kepada Heraklius agar memeluk Islam, karenma hal itulah yang bisa memberikan jalan keselamatan.
Dari mana?
Hasan Al Qasyim juga menyatakan bahwa benda itu adalah warisan dari nenek moyangnya, dengan cara wasiyat. Sehingga ia mengklaim bahwa naskah itu adalah miliknya.
Penegasan Para Ahli Manuskripsi.
Para ahli manuskrip dari kalangan non Muslim menyebutkan bahwa manuskrip itu asli, seperti Dr. Kurio, Direktur Perpustakaan Berlin, juga Prof. Diem dari Museum Berlin Divisi Manuskrip, serta sejumlah nama lainnya.
Manuskripsi Lainnya
Disamping memiliki naskah “surat Nabi”, lHasan Al Qasyim juga mengaku memiliki dua manuskrip mushaf yang ditulis dengan tinta emas, yang ditulis pada tahun 645 dan 983 H. Juga manuskrip kitab Ar Risalah milik Imam As Syafi’i, Syarh Al Azhar Ibnu Miftah, Fath Al Bari Ibnu Hajar serta beberapa kitab lain.
Senin, 02 Juni 2008
ISLAM?
“…….hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah” (Ar Rum ; 43).
Apa itu Islam?
Jika ada pertanyaan demikian apa kita akan menjawab demikian : “Islam merupakan singkatan Isya, Subuh, Lohor, Ashar, Maghrib!!” apabila kita menjawab demikian, ini adalah salah besar. Kenapa? Karena “Islam” bukan merupakan singkatan. Bukan seperti SMP! Apa itu SMP? “Sudah makan, Pulang!!”.
Menurut bahasa aslinya, Islam itu berarti : Tunduk patuh, berserah diri, suci bersih, selamat dan sejahtera, dan bisa juga berarti perdamaian.
Jika ada yang bertanya apa itu Islam, maka jawablah dengan mantap bahwa Islam adalah ketundukkan kepada :
Wahyu Illahi,
Yang diturunkan kepada nabi dan rasul-Nya, khususnya Muhammad saw.,
Sebagai aturan atau pedoman hidup,
Membimbing manusia kepada jalan yang lurus,
Menuju pada kebahagiaan dunia dan akhrat.
Itulah Islam yang dibawa oleh nabi kita Muhammad saw. dan beliau adalah hamba Allah yang mulia karena merupakan teladan bagi kita dalam melaksanakan aturan Allah di kehidupan.
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…..” (Q.S. Al Baqarah 143).
Islam merupakan bukti nyata penataan hidup yang maha hebat dimana para sahabat adalah bukti nyata manusia – manusia mulia di sisi Allah dan di hadapan makhluk- makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia, karena telah membuktikkan keimanan mereka dengan taat kepada aturan Allah dan taat kepada rasul Allah. Mereka semua telah menjadi manusia pilihan dikarenakan keimanan mereka. Mereka telah tercatat di dalam sejarah hidup manusia. Mereka telah menjadi pembela agama Allah yaitu agama Islam.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa muslim adalah seorang yang tunduk patuh dan berserah diri kepada Allah. Seorang muslim jika ingin membuktikan keislamannya harus taat dan patuh melaksanakan aturan – aturan Allah.
Seorang muslim menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Setiap langkah dan perbuatan dalam hidupnya mengikuti aturan – aturan Allah.
“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya….” (An Nur ; 62)
Dan mereka orang-orang yang benar menyatakan dirinya seorang muslim akan mencontoh Rasulullah saw. Sebagai tauladan hidup dalam melaksanakan Islam. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…..” (Al Baqarah : 256). Dalam memeluk Islam seperti dalam surat tersebut, bahwa dalam memeluk Islam itu tidak ada paksaan sedikitpun. Melainkan dari kesadaran dan dari hati mereka masing-masing. Jika, kita melihat suatu penataan hidup yang baik itu Islam begitu juga dengan para pendahulu kita. Karena semua ini dilakukannya karena ia tahu bahwa Islam adalah jalan yang lurus. Jalan yang lurus akan membawanya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Islam adalah agama yang istimewa karena :
Islam adalah agama bagi semua ummat manusia.
Islam adalah agama bagi semua zaman/waktu
Islam tetap berlaku bagi orang zaman dahulu hingga abad modern sekarang. Seperti darizamannya orang menggunakan unta sebagai alat transformasi sampai dengan mobil. Islam ini merupakan rahmatan lil’alamin yaitu rahmat bagi alam semesta. Bagi makhluk hidup dan juga alam sekitarnya, yaitu seluruh alam semesta. Rasulullah diutus kepada semua ummat manusia; kepada ummatnya hingga akhir zaman, baik yang pernah bertemu dengan beliau maupun yang belum pernah sama sekali. Sehingga, di hari kiamat nanti, ummat yang bersama Nabi Muhammad jumlahnya paling besar dibandingkan umat nabi sebelum Muhammad.
Namun ternyata dengan keislaman kita sekarang, masih dapat melihat bahwa masih banyak orang yang tidak merasakan nikmatnya keislaman mereka. Semoga kita bukan salah satu di antara mereka yagn tidak merasakan karunia Iman dan Islam. Insya Allah, kita semua yang membaca Blog ini merupakan muslim sejati yang bangga dengan ke Islamannya dan bukan penghias nama di KTP saja.
Dikutip dari [panduan Keislaman untuk Remaja, Super Mentoring Junior untuk tingkat SMP] farid Muliana dan TIM ILNA YOSEN, Bandung 2007
Al Qur’an
Senin, 26 Mei 2008
PRINSIP-PRINSIP KEBAHAGIAAN ALA AL QITANI
Lupakanlah masa lalu dan semua yang terjadi di dalamnya. Sebab, larut dalam segala sesuatu yang telah berlalu adalah kebodohan.
Janganlah disibukkan dengan masa depan, karena masa depan adalah dunia yang tidak terlihat. Karena itu jangan biarkan mengganggu Anda hingga ia datang menghampiri.
Jangan terguncang oleh kritikan. Malah sebaliknya, tegarlah. Sebab, ketika nilai pribadimu bertambah, maka bertambah pula tingkat kritikan orang terhadapmu.
Jangan berharap ucapan terima kasih dari siapapun.
Hitunglah berapa banyak karunia Allah, dan bersyukurlah atas karunia-karunia tersebut.
Jangan biarkan hal-hal spele menjadi penyebab kehancuran Anda
Yakinlah bahwa kesulitan yang menimpa Anda akan menjadi penghapus dosa-dosa Anda.
Bekerja keraslah untuk suatu yang produktif dan tinggalkanlah kemalasan itu.
Jangan sebarkan isu dan jangan mendengarkannya.
Yakinlah bahwa segala sesuatu yang terjadi, maka akan terjadi sesuai dengan mengingat Allah.
Latihlah diri Anda untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan buruk.
Barangkali apa yang terjadi adalah yang terbaik bagi Anda, meskipun tidak memahaminya.
Malapetaka harus bisa memperkuat hati Anda dan membentuk padangan Anda yang positif.
Kedengkian Anda dan upaya Anda balas dendam jauh lebih berbahaya bagi kesehatan Anda sendiri di bandingkan kepada lawan Anda.
Beriman kepada Allah dan lakukanlah segala perbuatan yang baik. Sebab semua itu adalah bahan baku yang akan menjadikan hidup lebih baik dan bahagia.
Kalau Allah mencintai seseorang, maka dia akan menjadikannya tahan ujian.
Kebanyakan keburukan yang disangka akan terjadi, maka tidak pernah terajdi.
Siapapun yang menginginkan kedamaian, ketenangan, dan kenyamanan bias mendapatkan semua dengan mengingat Allah. Sebab ia maha pemberi Rahmat dan ampunan.
ISLAM SEBAGAI SISTEM HIDUP
Manusia sangat mendambakan kehidupan yang penuh kedamain, kesentosaan dan tidak mengharapkan ada huru-hara, kerusuhan, perkelahian, saling serang dan saling bunuh. Semua ini fitrah manusia yang sangat besar sebagai bawaan kehidupannya. Namun kenyataannya, manusia tidak mampu mewuudkan fitrah bawaan itu secara mulus dalam kehidupannya.
Membangun Toleransi dalam Beragama
Islam merupakan agama samawi yang mengajarkan penghargaan kemanusiaan untuk bebas memilih agama yang diyakininya. Manusia dituntut untuk dewasa, objektif dan rasional serta tidak ada intrik paksaan untuk menerima dan melaksanakan agama. Berarti manusia beragama berdasarkan atas kebutuhan hati dan akal sehatnya sehingga nilai keagamaannya benar-benar asli atas ketulusan hati dan tidak ada penekanan serta intimidasi dari pihak luar.
Melalui agama ini Allah Swt. mengajarkan kepada manusia untuk pandai memilih, memutuskan dan bertanggung jawab dalam menerima dan melaksanakan agamanya, sehingga manusia dituntut untuk berani berbuat dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dalam menerima atau menolak agama.
Oleh karena itu nilainya pun sangat sejalan dengan fitrah insaniah (manusia) itu sendiri. Bahwa kesempurnaan dan kebermaknaan hidup manusia tidak bisa lepas dari nilai-nilai agama, seperti nilai kedamaian, nilai keadilan, nilai kebenaran,nilai kebersamaan dan nilai persatuan, nilai kasih sayang kepada sesama.
“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai islam itu agama bagimu.”(Q.S. Al maidah : 3)
Karakteristik Ajaran Islam
Islam sebagai din (system hidup) memiliki cirri-ciri :
Rabbaniyah
Rabbaniyah ini berasal dari kata rabbun, yang ditujukkan kepada Allah Swt. Sedangkan rabbani ditunjukkan kepda manusia, yaitu manusia yang hubungannya dengan Allah sangat kuat, tahu dan mengamalkan ajaranNya. (Q.A 3:79)
Yang dimaksud dengan rabbaniyah mencakup dua aspek rabbaniyah ghayah dan mashdar.
Rabbaniyah ghayah (tujuan dan sasaran)
Maksdunya Islam menjadikan tujuan pertama dan terakhir untuk menyembah Allah semata (Q.S. 51:56) dan untuk mencapai ridha-Nya. Tujuan ini pun akhirnya merupakan tujuan akhir, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan (Q.S. 53:42, 84:6).
Dampak rabbaniyah tujuan pada manusia :
Mengetahui tujuan dan keberadaan manusia.
Mendapatkan petunjuk menuju fitrah.
Keselamatan dari perpecahan dan pergolakan.
Membebaskan manusia dari penghambaan pada egoisme dan syahwat.
Rabbaniyah mashdar (sumber hukum)
Maksudnya manhaj (metode) yang telah diterapkan oleh Islam untuk mencapai tujuan dan sasaran itu adalah manhaj rabbani yang murni, yaitu yang bersumber pada wahyu Allah, kepada Rasulullah saw. (Al qur’an). Manhaj ini tidak lahir sebagai sebuah hasil rekayasa dari ambisi individu, keluarga, golongan, partai atau bangsa tertentu. Tetapi manhaj ini datang dari Allah yang menginginkan agar menjadi petunjuk, penjelas, kabar gembira, obat dan rahmat bagi hamba-hambaNya (Q.S. 4:174, 10:57)
Adapun rasulullah Muhammad saw. Adalah penyeru pada manhaj dan sebagai penjelas perintah-Nya yang masih samara bagi manusia (42:52-53).
Dampak rabbaniyah mashdar :
Terlepas dari pertentangan dan sikap ekstrem (4:82).
Terlepas dari keberpihakan dan hawa nafsu.
Terhormat dan mudah diyakini.
Terbebas dari penghambaan sesame manusia.
Insaniyah (kemanusiaan)
Islam yang berdasarkan Al qur’an dan sunnah rasul-Nya mencurahkan sebagian besar kepeduliannya pada sisi kemanusiaan. Islam mengikuti manusia dengan pengakuan yang menyeluruh. Aspek-aspek manusia seperti akal, jasad dan ruhani diberi peluan untuk melaksanakan peran, fungsi dan karakteristiknya tanpa harus cenderung pada aspek tertentu saja.
Disamping itu, ibadah-ibadah yang disyariakan oleh islam mengandung dimensi kemanusiaan, misalnya shalat, zakat, dan haji. Kesimpulannya Islam adalah din yang sesuai dengan karakter manusia, ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia sendiri.
Buah insaniyah dalam Islam :
Persaudaraan manusia (ukhuwah).
Persamaan manusia (emansipasi).
Syumul (universal)
Artinya, islam meliputi semua zaman, kehidupan dan eksistensi menusia. Jangkauan ke-universalan dalam risalah islam ini diungkapkan oleh Hasan Al Banna : “Islam adalah risalah yang panjang terbentang sehingga meliputi semua abad sepanjang zaman, terhampar luas sehingga meliputi semua cakrawala umat dan begitu mendalam (mendetail)sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat.”
Dalam Risalah taklim, yang dimaksud dengan Islam universal yaitu, “Islam adalah sebuah sistem yang universal (komprehensif, total dan integral). Mencakup berbagai aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan ummat, akhlak dan kekuatan, serta kasih sayang dan keadilan. Islam adalah kebudayaan dan perundang-undangan, ilmu dan hukum, materi dan harta benda, serta usaha dan kekayaan. Dan Islam juga adalah jihad dan dakwah, militer dan idiologi serta akidah yagn murni dan ibadah yang benar sekaligus.”
Risalah semua zaman
Islam adalah risalah untuk semua zaman dan generasi, bukan risalah yang terbatas oleh masa atau generasi tertentu. Secara substansial (dasar-dasar akidah dan moralnya), Islam merupakan risalah setiap nabi yang diutus dan misi setiap kitab suci yang diturunkan. Maka semua nabi diutus dengan membawa risalah (misi) Islam, menyerukan tauhid dan menjauhi taghut (21:25, 16:36, 10:72, 2:128,132)
Risalah bagi seluruh alam semesta
Islam tidak terbatas pada bangsa maupun status sosial tertentu , yang merupakan rabb manusia bagi segenap manusia, rahmat bagi sekalian hamba-nya (21:107, 24:1, 38:87).
Al wasthiyah/tawazun (moderat atau pertengahan)
Islam berada dalam keseimbangan di antara dua jalan atau dua arah yang saling bertentangan. Islam memberikan haknya secara adil terhadap aspek-aspek kehidupan seperti ruhiyah (spiritualisme), maddiyah (materialisme), fardiyah (individu), jamaiyah (kolektif), tsabat (konsisten) dan taghayyur (perubahan) dan tidak berada dalam poros yang ekstrim (55:7-8).
Al waqi’iyah (kontekstual)
Allah menjamin Islam sebagai ajaran yang sesuai dengan kondisi manusia di manapun, kapan pun dan bagi segala jenis manusia. Islam senantiasa manjaga dan memelihara realita (aktual) di setiap aspek yang didakwahkan pada manusia, mulai aspek akidah, ibadah, akhlak dan syaria’at.
Al wudhuh (jelas)
Yang dimaksud adalah jelas dalam hal :
Dasar-dasar Islam (akidah, moral, syari’at Islam)
Sumber-sumber hukumnya.
Sasaran dan tujuan.
Sumber :
Esensi Agama dan Sosial, Budaya dan Politik Oleh Zulkifli Ahmad, Drs., M.Pd.
Super Mentoring Junior (Panduan Keislaman untuk Remaja) tingkat SMP oelh Farid Maulina dan Tim ILNA YOSEN
Senin, 14 April 2008
Sebuah Do'a
Aku tau makna shalat untuk gerak kehidupanku, karena aku sudah lama dibesarkan dalam kehidupan dan ruh seorang muslim yang mengedepankan akidah islamiah. Namun apa daya ketika semua ini dihadapkan ke dalam masalah yang terbelit dan maelilit. Kita semua sadar dan memahami semua ini, karena kita seorang muslim maka saya harus berpegang tegus pada amanat orang tua yang diwaris kan secara turun temurun untuk hidup dengan apa yang dipahamai.
"Jangan sampai kita melangkah kearah yang kita tidak ketahui, karena akan mencelakakan kita saja", segala sesuatu harus di barengi dengan ILMU-nya, kalau tidak ada ILMU-nya berarti kita bergearak dengan subjektif kita sendiri.
Itulah maksudnya kenapa jika kita ingin berdo'a itu harus khusyu, maka benar jika do'a seorang muslim itu berbeda dengan do'a yang lainnya. Do'a kita dalam shalat, do'a yang paling tinggi nilainya. Saya ingin sekali memahami shalat sebagai satu keharusan karena memiliki kekuatan rohani yang besar.
Dari pada itu lah saya takut untuk meninggalkan shalat, tidak ada kehebatan disiang hari jika saya meninggalkan shalat.
Rabu, 09 April 2008
Sehat Ala Rasulullah SAW dari http://addiin.wordpress.com/2008/03/12/sehat-ala-rasulullah-saw
Cara Rasulullah menjaga kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:
Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan : ”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga, makan dengan tenang, tuma’ninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Apa hikmahnya ? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30 -120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.
Cara tidurnya pun sarat makna, Subhanallah. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.
Kelima, istiqamah melakukan shaum sunnah, di luar shaum Ramadhan. Karena itu, kita mengenal beberpa shaum sunnah yang beliau anjurkan, seperti Senin & Kamis, Ayyaumul Bith (puasa tiga hari tengah bulan hijriyah, tanggal 13,14,15), shaum Nabi Daud A.S, shaum enam hari di bulan Syawwal, dsb. Shaum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Shaum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Shaum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.
Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yang layak kita teladani. Dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, Dr Ja’far Khadem Yamani mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Di antaranya cara bersuci, cara ”memanjakan” mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.
Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej (mengelola) hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Maha Tinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.
Jumat, 04 April 2008
Ke Islamanku
Hanya ingin saja mendalami ke hidupanku ini, karena aku merasa diriku bukan di lhirkan seperti biasanya, aku ada yang meniptakan. bukan dari kejadian seacara sponta tapi hasil rancangan.
dari itu di blog ini, saya ingin mengumpulkan literatur tentang ISlam, untuk menambah Pengetahuan dan batasan akhir dari ke-Islamanku.
Kamis, 20 Maret 2008
Kapan?
Saya sendiri masih bingung, nanti deh di kbarin lagi????
Senin, 10 Maret 2008
Berubah jalan dan arah
kenapa?, karena karya saya yang cengeng dan sedih-sedih itu ga dipublikasiin.
Kata temen saya lagu accustic saya bagus, tp itu juga blm puas, karena memang ga ada kepuasan kalo hanya dari temen aja.
Selasa, 26 Februari 2008
Pengen Buat Lagu
Lagu yang ingin saya buat bukan untuk dipajang tapi dikenang
lagu yagn ingin saya buat ga harus mellow
dan lagu yang ingin saya harus seperti apa?