Manusia pada dasarnya adalah dari satu unsur, dari ciptaan yang maha hebat. Maka lahirlah. Kelahiran manusia dibekali indra penglihatan dan pendengaran. Apakah sampai disini saja?, belum, setelah menginjak masa dewasa kita diberikan satu kemampuan untuk menerima Ilmu dari sang pencipta.
Pada kenyataanya banyak diantara kita tidak memahami kemampuan yang diberikan oleh penciptanya sendiri. Mengeluh, menyerah dan bahkan ada yang meminta lebih baik tidak dilahirkan dari pada lahir dalam keadaan seperti ini!
Karena itulah manusia hanya lebih mengenal lingkungannya, lebih mencintai apa yang ada dihadapannya, membenci orang yang tidak dekat dengannya, pandangan seperti inilah yang sering kita jumpai. Coba kalau semua orang yang ada di muka bumi ini seperti itu, pertanyaanya adalah “Apakah sekarang kita ada atau apakah mereka menganggap kita ada?”.
Manusia diciptakan sebaik-baiknya ciptaan, haruslah kita mensyukuri hal ini. Untung saja kita tidak dilahirkan jadi seekor katak misalnya!!, Hanya saja apakah kita patut menentang sang pencipta, menentang pencipta teragung, DIA-lah Allah. Dia mencipta langit dan bintang kemintang, DIA mencipta bumi beserta isinya, dan DIA-pulalah yang mencipta manusia dari sebaik-baiknya ciptaan.
Bagaimana kita mensyukuri hal ini, kita diberikan kemampuan oleh Allah yaitu menanggapi dan hidup patuh, yaitu berkorban se-ihsan-ihsannya bagi diri pribadi sendiri.
Kita juga kadang pernah merasakan hal-hal seperti senang (bahkan lebih senang/hanya ingin kelihatan senang), ingin menampilkan yang terbaik untuk orang-orang yang ada disekitar kita/ kebanyakan dari kita (manusia) adalah ingin tampil lebih baik, konsekwansinya adalah “banyak orang yang ngga akan suka dengan prilaku kita sebagai manusia yang ingin tampil beda” . Dalam Surat Ali-Imran :185 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Jadikanlah diri kita sebagai contoh atau tauladan yang baik untuk mereka, mereka yang suka menyenangi sesuatu yang dilarang oleh Allah, sesuatu yang membawa kita kedalam api neraka.
Kita adalah manusia, diciptakan, kemudian atas izin-NYA kita dilahirkan. Lahir dari seorang ibu pilihan, sperma, sel telur pilihan dan jadilah kita pemenang. Pernahkah sadar ucapan adalah mata pedang yang sangat menyakitkan.
Satu kisah, Ayu sedang asyik bercanda dengan teman sekosannya, walaupun Ayu dan temannya itu saling mengejek tapi toh ngga ada masalah, mungkin karena hal itu sudah biasa. Beda ceritanya ketika Ayu bercanda kemudian ada yang mengomentari kelakuan Ayu yang menyakitkan buat Ayu, jelaslah Ayu tidak merasa senang dengan “omongan” orang tersebut, hal-hal seperti ini yang sebaiknya kita tempatkan seperti apa, dan bagaimana cara menyajikan omongan yang baik dan tepat. Demokrasi yang saya pahami adalah demokrasi gembala domba, Demokrasi haruslah dibarengi dengan konsep Ilmu yang benar-benar objektif yaitu Al-Qur’an. Satu demokrasi dalam kampus misalkan, menurut saya adalah demokrasi gembala domba, karena demokrasi tersebut hanya bisa dan hanya menyajikan kenyamanan bagi
orang-orang tertentu. Dalam arti dialah yang memiliki pengaruh dilingkungannya, seolah-olah dialah yang patut dibenarkan keadaannya baik secara moral ataupun yang lainnya. Sekali lagi disini patut dipertanyakan kemampuan penguasaan Ilmu dalam rangka pengembangan kedewasaan seseorang.
Subjektifisme yang melahirkan orang-orang yang dengan kemampuan intelek melebihi kemampuan seseorang pada umumnya, tapi dibawa Studi Qur’an susah, ini adalah orang-orang yahudi. Siapa yang mau dikatakan Yahudi?, kita pasti tahu bahwa, Yahudi, sekarang bukan lagi sekelompok orang bule, ataupun orang keterunan Israel atau Amerika dan Eropa, melainkan sikap sesorang yang sudah menyimpang dari ketentuan adat istiadat qur’an dialah Yahudi.
Manusia diciptakan bukan untuk berbuat sesuka hatinya, karena ada aturan-aturan yang akan mengikatnya. Karena pada dasarnya manusia ini lemah, bahkan sangat lemah. Banyaknya cobaan membuat manusia harus menangis dan menderita berkepanjangan. Disini manusia membutuhkan satu kekuatan yang mampu mematahkan segala halangan tersebut, kembali keajaran Allah. Hanya Islam yang membuat manusia mampu bertahan pada kondisi ciptaanya. Yang mengerti penataan hidup, dan membuat manusia menjadi dirinya sendiri. Hidup dengan
totalitas dan gaya manusia yang beraneka ragam membuat sebagian lainnya merasa iri dan iba, ada kalanya manusia takut kehilangan, tak menentunya arah dan sangat merasa sendirian ketika tak adalagi tangan yang menyambut kekuatannya.
Ciptaan dan maha karya yang sungguh luar biasa, membuat sebagian dari kita melupakan siapa penciptanya. Kelebihan yang kita miliki harus disyukuri dengan selalu mematuhi ajaran dan bimbingan-NYA.
Allah maha mendengar dan mengasihi, ketika manusia lalai DIA tidak memberikannya suatu peringatan apapun, kenapa kita tidak menghiraukan diri kita sendiri ketika kita merasa jauh dari ajaran-Nya. Itulah kasih pencipta terhadap makhluknya. Tidak pernah membenci kita walaupun banyak sudah yang kita perbuat jauh dari ajaran-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar