Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Minggu, 29 Maret 2009

MANUSIA DAN IMANNYA

Catatan ini diambil dari sebuah judul khutbah yaitu “Kualitas masnusia tergantung Iman dan Amalnya”, demikianlah kita sekarang merasa berada dalam kehimpitan kadang atau lebih seringnya kita melalikan segala aturan dan larangannya sehingga kita tidak pernah merasa bersalah dan berdosa. Ya Allah, jika memang kami selalu bersalah maka ingatkanlah, dan kami akan selalu mengingatkan untuk selalu hidup dengan ajaranmu.

Dalam Surat Saba ayat 13, Allah berfirman “……. Sedikit sekali hamba – hambaKU yang bersyukur”. Sahabat, bila kita mengintrospeksi diri kita sendiri, sebetulnya kita masih sangat kurang memiliki rasa syukur dan minimnya untuk mengingat Allah swt., bila dibandingkan dengan banya dan besarnya karunia yang diberikan Allah yang telah dilimpahkan kepada kita semua.

Apakah kita salalu berfikir, dalam 24 jam mari kita hitung berapa jamkah waktu untuk tidur, berapa jamkah yang dipakai untuk melaksanakan kewajuban hidup, berapa jamkah kewajiban untuk mengurus keluarga, berapa jamkah waktu untuk kemasyarakatan, berapa jamkah waktu untuk mencari ilmu dan berapa jamkah waktu untuk mengingat Allah.

Nabi selalu berpesan dan mengingatkan kepada kita dalam sebuah hadits berikut “Dua macam nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dan terlena, yaitu nikmat sehat dan nikmat senggang” (HR Bukhari dan Tarmidzi, dari Ibnu Abbas)
Begitulah potret manusia sebagai hamba Allah. Dan begitulah keadaannya bila ingin dikalkulasi antara yang beruntung dan yang rgui. Ternyata yang rugi lebih banyak daripadan yang beruntung.
Dalam Q.S Al – Ashr ayat 1 – 3, Allah berfirman “Demi masa, sesungguhnya manusia itu niscaya ada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan yang beramal shaleh…”

Orang yang beriman adalah orang yang mempercayaiu, membenarkan dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa, dna meyakini bahwa Nabi Muhammada saw. Adalah hamba dan Rasul Allah serta mmepercayai kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Letak iman adalah dalam qalbu bukan aqlu. Aqlu atau akal adalah perangkat khusus untuk berfikir, mengerti dan memahami segala sesuatu. Sebab itu, iman bukanlah sains dan tekbologi, melainkan keyakinan.
Iman tidak menjadi monopoli oran – orang yang berotak cemerlang dan para ilmuan, melainkan terbuka untuk semua orang.
Kualitas iman tidak dinilai dari tinggi rendahnya ilmu, melainkan dari keteguhan dan keberaniannya dalam membela serta mempertahankan kebenaran ajaran hidup yang di imaninya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan demikian : “Iman itu bukanlah angan – angan kosong, tetapi merupakan keyakinan yang mantap yang terpatri dalam hati dan dibuktikan dengna sikap dan perbuatan yang nyata”. (H.R. Muttafaq alaih)

Catatannya bersambung dulu….. SEMOGA BERMANFAAT!!!!

Tidak ada komentar: